Kondom adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung tipis yang dipasang pada penis atau dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Kondom untuk pria dipasang pada penis, sedangkan kondom untuk wanita dimasukkan ke dalam vagina.
Kondom diciptakan untuk menghalangi air mani dan cairan tubuh lainnya masuk atau keluar dari vagina, rektum dan mulut. Selain untuk mencegah kehamilan, kondom bermanfaat untuk mencegah penularan infeksi menular seksual.
Di Indonesia, kondom yang paling sering ditemui dan digunakan adalah kondom pria, di mana bahannya umumnya terbuat dari lateks atau poliuretan (sejenis plastik).
Apabila Anda pernah mengalami rasa gatal setelah berhubungan intim (saat menggunakan kondom), Anda mungkin mengalami alergi atau sensitif terhadap bahan kondom tersebut. Periksa kembali, apakah kondom yang Anda gunakan berbahan dasar lateks?
Gejala alergi kondom lateks
Umumnya, penyebab alergi pada kondom adalah bahan kondom, di mana kulit melakukan kontak langsung dan muncul gejala-gejala sebagai berikut:
- Rasa gatal pada organ intim
- Kemerahan
- Adanya pembengkakan di organ intim atau tenggorokan
- Munculnya bentol-bentol di sekitar organ intim
- Ruam
- Bersin-bersin
- Hidung berair atau hidung tersumbat
- Mata berair
- Kesulitan bernapas
Pada kondisi khusus, reaksi anafilaksis (reaksi alergi berat yang mengancam nyawa) dapat terjadi. Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, seperti dilansir Medical News Today, gejala reaksi anafilaksis akibat kondom lateks di antaranya:
- Bentol-bentol
- Pembengkakan
- Penurunan tekanan darah
- Mual
- Rasa tercekat pada tenggorokan
- Pusing
- Muntah
- Diare
- Sakit perut
- Pingsan
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung cepat
- Sensasi mati rasa
- Henti jantung
Bagaimana mengatasi alergi lateks?
Cara terbaik mengatasi alergi lateks adalah menghindari penggunaan kondom berbahan lateks. Anda bisa mengetahui apakah Anda alergi atau tidak dengan bahan lateks dengan melakukan tes alergi skin prick test.
Sebaiknya Anda juga perlu mengganti kondom yang digunakan dengan kondom berbahan poliuretan (sejenis plastik) atau poliisoprena.
Kondom poliuretan
Kondom poliuretan adalah jenis kondom eksternal yang terbuat dari poliuretan (sejenis plastik bening dan tipis). Bahan ini telah disetujui oleh FDA sebagai cara yang efektif untuk mencegah kehamilan serta melindungi diri dari infeksi menular seksual.
Kondom poliuretan umumnya lebih tipis, lebih kuat namun tidak sekencang kondom lateks. Karena lebih tipis, mereka dapat membantu meningkatkan sensitivitas saat berhubungan seksual.
Kondom poliisoprena
Kondom poliisoprena adalah pilihan kondom yang aman bagi Anda yang alergi lateks. Kondom poliisoprena memiliki sensasi yang mirip kondom lateks karena poliisoprena adalah bentuk sintetis dari kondom lateks. Dengan kata lain, bahannya dibuat di laboratorium dan bukan menggunakan lateks alam.
Kapan harus ke dokter?
Apabila Anda mengalami gejala alergi kondom lateks yang tidak hilang setelah dua hari atau menunjukkan gejala anapilaksis seperti kesulitan bernapas, detak jantung cepat dan tubuh mati rasa, segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
- dr Anita Larasati Priyono